Artikel
dibawah ini merupakan rangkuman dari lima artikel dan sumber yang berbeda.
Koleksi
digital merupakan beberapa atau kumpulan bahan pustaka maupun dokumen (arsip)
yang sudah berbasis teknologi dengan cara konveksi (digitalisasi) maupun memang
sudah terlahir digital. Konveksi atau sering disebut digitalisasi merupakan
sebuah proses mengubah dokumen/ bahan pustaka dari awal mula tercetak menjadi
sebuah dokumen/bahan pustaka digital. Pendit, dkk (2007: 241-242), menyatakan
bahwa tujuan digitalisasi adalah untuk pendidikan, penyebaran ilmu pengetahuan,
dan elestarikan peninggalan bersejarah bangsa. Preservasi digital sendiri
adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah koleksi digital menjadi
mudah rusak/cepat rusak. Berikut merupakan beberapa cara preservasi digital,
Preservasi teknologi (technology preservation) yaitu
perawatan secara seksama terhadap semua perangkat keras dan lunak yang dipakai
untuk membaca dan menjalankan sebuah materi digital.
- Preservasi dengan cara penyegaran atau pembaruan (refreshing) dengan memperhatikan usia media (memindahkan data dari media yang satu ke media yang lain).
- Preservasi dengan cara melakukan migrasi dan format ulang (migration and reformating) merupakan kegiatan mengubah konfigurasi data digital tanpa mengubah kandungan isi intelektualnya.
- Preservasi dengan cara emulasi (emulation) yaitu proses “penyegaran” di lingkungan sistem, Artinya secara teoritis dapat dilakukan pembuatan ulang secara berkala terhadap program komputer tertentu agar dapat terus membaca data digital yang terekam dalam berbagai format dari berbagai versi.
- Arkeologi, yaitu menyelamatkan isi dokumen yang tersimpan dalam media penyimpanan ataupun perangkat keras dan perangkat lunak yang sudah rusak, sehingga isi dokumen tersebut tetap dapat digunakan
- Preservasi dengan cara mengubah data digital menjadi analog, terutama untuk materi digital yang sulit diselamatkan dengan semua cara di atas.
- Memilih Teknik Preservasi Digital Yang Sesuai. Usaha penyelamatkan nilai informasi agar informasi dapat dimanfaatkan dalam waktu yang relatif lebih lama lagi dan terhindar dari kerusakan terhadap koleksi digital atau elektronik.
Preservasi
data atau dokumen digital menjadi hal penting karena kondisi berikut:
- Akumulasi data yang tak terkendali
- Kerusakan data tanpa sengaja
- Pengubahan data tanpa hak
- Kelangkaan metadata dan sistem dokumentasi
- Bentuk data elektronik yang tidak dapat dipreservasi
- Kelangkaan mekanisme untuk preservasi
Lavoie dan Dempsey (2004) dalam Putu
Laxman Pendit (2009 : 110) merumuskan beberapa mekanisme dalam preservasi
digital sebagai berikut :
- Presevasi digital dilakukan secara terus menerus
: berbeda dengan prservasi pada umumnya yang mana kegiatan presevasi
dilakukan pada saat informasi akan mengalami kerusakan atau kepunahan.
Sedangkan untuk preservasi digital harus dilakukan secara terus menerus
selama obyek informasi masih tersimpan.
- Preservasi digital dilakukan secara Konsensus,
preservasi diperlukan keputusan bersama dan kepastian tentang apa dan
bagaimana preservasi terhadap obyek dilakukan.
- Berbagi tanggungjawab, dalam dunia digital harus
ada tanggungjawan dari produsen, setidaknya dalam menentukan integritas
obyek tersebut.
- Preservasi digital dilakukan dengan melalui
seleksi, dimana sebelum dilakukan preservasi perlu diadakan seleksi secara
bersama terhadap obyek mana yang perlu dan penting untuk dilakukan
prservasi dan mana yang sekiranya tidak perlu dan penting dipreservasi.
- Dapat didanai, proses preservasi digital harus
didukung dengan penyediaan dana yang cukup, maka perlu ada cara yang baik
dalam memprediksi atau merencanakan terkait dengan biaya preservasi yang
dibutuhkan.
- Preservasi digital merupakan kegiatan koperatif,
ini merupakan bagian kegiatan kerjasama antar lembaga, lintas
daerah, dan bahkan lintas negara.
- 7. Memerlukan
legalitas, obyek digital sering menimbulkan perdebatan tentang
kepentingan individual dan kepentingan umum yang lebih besar, maka perlu
dipersiapkan terkait dengan Hak Cipta, dalam hal ini perlu negosiasi
antara pihak perpustakaan dengan penulis, sehingga kegiatan akan dapat
dilakukan secara legal.
- Berpencar, aktivitas preservasi digital dapat
dilakukan secara terpencar terutama terkait dengan tanggungjawab dan
kerjasama lembaga.
- Berdampingan, preservasi digital dapat berjalan
berdampingan dengan kegiatan yang lainnya.
- Terukur dengan benar, preservasi digital yang
dilakukan telah memenuhi syarat dan sesuai dengan standar.
- Melahirkan bisnis baru, berbeda dengan preservasi
non digital, saat ini telah muncul bisnis baru yang melibatkan penjaja
(vendor) khusus dibidang preservasi.
- Sebagai salah satu pilihan, preservasi digital
biasanya menjadi salah satu pilihan dalam kegiatan preservasi informasi.
- Kepentingan umum, preservasi digital akan menjadikan buku menjadi milik umum dalam arti yang sesungguhnya, terutama jika tersedia lewat internet dan mudah diakses dimana saja
Link yang disarankan:
1. Contoh Platform E-Book
2. Macam-Macam Software Recovery Data
Sumber Artikel :
1. Contoh Platform E-Book
2. Macam-Macam Software Recovery Data
Sumber Artikel :
1. Daryono.
2011. Preservasi Perpustakaan Digital
(Kelebihan dan Kekurangan Cara Preservasi Digital). http://daryono.staff.uns.ac.id/2011/12/08/preservasi-perpustakaan-digital-kelebihan-dan-kekurangan-cara-preseravasi-digital-4/
diakses pada tanggal 25 November 2016 pukul 14:10 WIB.
2. Mustofa.
2015. Pelestarian Bahan Pustaka Digital.
http://digilib.isi-ska.ac.id/?p=531
diakses pada tanggal 25 November 2016 pukul 14.19 WIB
3.
Kristantik, Icuk. 2015. Preservasi Digital Terhadap Koleksi Buku Lama dan Naskah Kuno. http://duniaperpusuns.blogspot.co.id/2015/12/preservasi-digital-terhadap-koleksi.html
diakses pada tanggal 25 november 2016 pukul 15.50
4. Anonim.
2013. Preservasi Digital.http://e-journal.uajy.ac.id/7545/3/thesis2.pdf
DIAKSES PADA 25 NOVEMBER 2016 PUKUL 14.45 WIB
5. Huna,
Alfa. 2013. Pelestarian Kandungan
Informasi dengan Alih Media Digital. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=199540
diakses pada tanggal 15 november 2016 pukul 15.09 wib
Nama : Thalita Alifah Sururi
Dosen Pengampu :
1.
Eka Ratri, Ssi, MSc
2.
Pitoyo Widhi Atmoko, M.Si
Tidak ada komentar:
Posting Komentar